Published on

Sepanjang Waktu adalah Pagi Hari

Authors

Sejak kecil, dari SD pernah ga sih dengar kata-kata “Semangat Pagi!” terus lanjut sampai SMP “Semangat Pagi!” lanjut lagi pas SMA dengar lagi kata “Semangat Pagi” Teruss seterusnya sampe kuliah dan kerja. Kata-kata “Semangat Pagi!” selalu dipakai buat ngebangkitin semangat ketika beraktivitas. Filosofinya adalah kalau pagi-pagi suasana masih segar dan kondusif untuk memulai aktivitas, semangatnya mulai berkobar, dan biasanya kalau mulai berkobar, kerja jadi asik. Tapi apa benar begitu?

Istilah “Semangat Pagi” seolah-olah menjadikan waktu yang tersedia 24 Jam ini hanya pagi saja. Ketika pagi hari, ketemu orang biasanya akan menyapa “Selamat Pagi!” justru jarang yang bilang “Semangat Pagi”, kecuali saat baris, pelatihan, seminar, atau event lainnya. Tapi ketika ada event khususnya seminar, rapat, atau kegiatan yang menguras tenaga di luar waktu siang hari, justru ada saja yang bilang “Semangat Pagi”. Fungsinya katanya untuk ngebangkitin suasana seperti pagi hari. Biar segar dan tetap semangat. Padahal kalau menurut saya tidak begitu. Biarkan realia sesungguhnya terjadi. Kalau siang ya katakan saja siang. Malam katakan malam. Tidak perlu halu mengganti hal-hal yang dianggap berbeda dengan semestinya. Maksudnya, dengan mengatakan “Semangat Pagi” di setiap waktu, di setiap kegiatan, di setiap motivasi seolah-olah kita hanya bisa mengobarkan semangat di pagi hari saja. Sedangkan siang? sore? malam? apa tidak boleh semangat?

Dengan mengatakan “Semangat Pagi” terus menerus apakah akan menjamin aktivitas di siang/malam hari bisa berjalan dengan efektif? Menurut saya, semangat bisa kapan saja dan tidak perlu menafikan realitas yang emang terjadi. Memang sih memaknai setiap reliatas setiap orang berbeda-beda. Tapi menurut saya, selalu menggunakan kata “Semangat Pagi” disetiap momen berarti telah bersikap tidak mindfulness. Tidak sadar apa yang sebenarnya terjadi dan tidak menerima apa yang harusnya diterima. Selain itu, kata-kata “Semangat Pagi” juga rasanya mengandung kebohongan yang terus menerus dilakukan. Berkaitan dengan mindfulness, kata-kata “Semangat Pagi” ini sebenarnya bagus tapi kadang disalah gunakan untuk terlalu nge-push kondisi yang memang waktunya untuk istrirahat. Dalam artian “ini udah bener-bener sekarat nih”.

Disini bukan berarti kata-kata “Semangat Pagi” dilarang dilarang buat dipakai. Tapi perlu dikontrol lebih bijak, terutama buat diri sendiri aja dulu. Biar apa? biar engga terlalu semangat! Kalo teralu semangat sewaktu-waktu pasti bakal jatoh-sejatoh-jatohnya. Kurva semangat yang naik turun tapi landai itu diperluin banget karena Life must go on, cuy.